Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta
yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif terkait
dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan
yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua
penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini
berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah
yang berlaku umum. Merupakan proses berpikir yang bertolak dari satu atau
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi) atau
dapat diartikan juga sebagai penarikan kesimpulan berupa prinsip atau bersikap
umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Contoh kalimat
Penalaran Induktif
Harimau berdaun
telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan: semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan.
Macam-macam Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai
dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian
besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan
rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta,
contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari
sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum
menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena
sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
b. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang
banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan
cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita
meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita
juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai
segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan
jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang
khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan
dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak
logis.
Dari penjabaran diatas, dapat
dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta
atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana
dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan
kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
c. Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku
khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini
disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni
dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang
lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai
suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
NAMA: SHEILA KURNIA SARASWATI
NPM: 11109669
KELAS: 3 KA 26
DOSEN: DRS. BUDI SANTOSO, SS